Friday, December 11, 2009

Pengurusan PBB baru

002 Selasa lalu tanggal 8 Desember 2009, setelah genap 30 hari, akhirnya selesai juga pengurusan data baru PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) dari kantor Pajak, untuk tanahku yang tak seberapa besar itu.. :D

Ceritanya begini: setelah deal transaksi jual beli tanah kaplingan rencana selanjutnya adalah mengurus SHMnya (Sertifikat Hak Milik) di BPN. Ternyata salah satu persyaratannya adalah harus ada SPPT PBB beserta STTSnya (banyak kali memang singkatan-singkatan di Urusan Pajak ini). Setelah ditanyakan kepada kepala lingkungan, rupanya SPPT PBB belum keluar dari Kantor Pajaknya.. duhhh masalah baru (begitu pikirku..). Hmm lalu mulailah susun strategi:

Step 1. Telp langsung ke kantor pajak (dimana tanah itu termasuk wilayahnya). Entah bagaimana, rupanya telp langsung diangkat oleh Kepala Seksi Ekstensifikasi.. Waktu itu saya tidak mengerti hal jabatan, yang sayatau pokoknya orang itu adalah staf kantor pajak.. titik. Nah dari obrolan itu, dijelaskan bahwa ternyata mereka ada sistem pemetaan yang baru sehingga ada pendataan dan pendaftaran ulang untuk setiap objek pajak per Januari 2009 lalu. Lalu saya diarahkan untuk melengkapi persyaratan. (Yang kurang ternyata ada yaitu: copy SPPT PBB baru milik tetangga yang terdekat dengan tanah itu dan surat keterangan dari Kepala Desa bahwa tanah itu memang milikku :D)

Step 2. Urus surat keterangan melalui Kepling dan minta copy SPPT PBB tetangga. Surat keterangan cepet kok selesainya. Pak Keplingnya cukup membantu... Nah mencari SPPT PBB baru milik tetangga ini yang agak repot.. Karena ternyata di dusun II itu pada belum daftar ulang.. haih.haih.. haih.. Jadinya sampailah berkisar 2 mingguan si Pak Kepling hunting copy SPPT PBB tersebut. Tapi untungnya ketemu juga.

Step 3. Berkunjung ke kantor pajaknya. Berbekal semua dokumen yang dipersyaratkan, dengan hati mantap pergi ke Kantor Pajak. Di situ, awalnya sayamerasakan staf operasional di depan tidak fokus untuk melayani masyarakat. Jadi kudu bicara berulang, barulah mereka mengerti permasalahan yang ku bawa ke situ. Saya diminta ke belakang kantor untuk cek lokasi tanah di sistem peta mereka. Di belakang, stafnya lumayanlah penyambutannya. Dicek lokasi, ketemu nomornya, lalu disuruh ke depan lagi... Di depan, lapor lagi disambut dengan wajah tanpa senyum, lalu disodori 2 form yang harus diisi. Form SPOP (klo ga salah Surat Pemberitahuan Objek Pajak), dan surat permohonan data baru. Selesai isi, lengkapi dokumen lalu diberi tanda terima dokumen tertanggal 9 November 2009. Anehnya di situ tanggal perkiraan selesai dikosongkan.. Saya tanya kira2 kapan selesai? Dijawab 2 bulan! Gileeeeee.. 2 bulan?? Dengan hati gondok, akhirnya saya pulang.

Step 4. Besoknya, saya telp ke kantor pajak itu dan minta bicara dengan Kepala Seksi yang dulu saya pernah berkomunikasi. Syukurnya tersambung. Pembicaraan pun mulai... Intinya saya pertanyakan mengapa proses data baru bisa mencapai 2 bulan? Lalu akhirnya saya diminta untuk menghubungi lagi 1 minggu lagi lengkap dengan mencatat nomor pelayanan saya.. Nahh jati ini sedikit lega.. At least komplen udah masuk :D

Step 5. Saya tidak tunggu 1 minggu, melainkan 2 minggu. Ini juga karena kebetulan saya nemukan postingan entah kepmen entah UU entah apalah itu (saya lupa) mengenai jangka waktu pengurusan data baru adalah 8 hari kerja maksimum. Jadi saya itung-itung biarlah kasi waktu 2 minggu. Nah setelah 2 minggu, saya telp dan minta bicara ke Kepala Seksi itu lagi :D
Tapi rupanya memang belum selelai dan diminta menghubungi 1 minggu lagi. Ok deh..

Step 6. Saya tunggu 1 minggu lagi ternyata belum juga. Diminta hubungi 1 minggu lagi. Waduh!!!

Step 7. Saya tunggu 1 minggu lagi dan hari jumatnya saya hubungi kembali, dan akhirnya kalimat itu muncul juga. Sudah selesai dan sudah bisa diambil, dibayarkan pajaknya. Cihuii pikir hati saya..

Step 8. Selasanya saya berkunjung ke kantor pajak lagi dan berhadapan dengan staf operasionalnya. Disuruh tunggu. Setelah hampir 1 jam, saya dipanggil lalu dikatakan, apakah saya masih mau menunggu, tapi tidak dijelaskan berapa lama, karena masih belum beres ada yang belum ditandatangani. Saya protes, saya bilang saya sudah telp dan bicara dengan Kepala Seksi bahwa urusan saya sudah beres dan tinggal bayar. Staf tersebut lalu menyuruh saya menjumpai langsung Kepala Seksi tersebut. Saya bersyukur Kepala Seksi menyambut dan menerima saya dengan baik sekali. Intinya punya saya sudah selesai, sudah dicetak dan sudah bisa dibayar. Saya diberi nomor lalu diminta membayar di Bank Sumut sementara Bapak Kepala Seksi menelusuri berkas saya. Setelah selesai bayar, saya kembali, dan saya melihat Bapak Kepala Seksi sendiri yang turun tangan untuk mencari berkas saya dan ketemu. Jadi urusan saya segera dituntaskannya dengan baik. Seandainya semua pelayan masyarakat seperti Bapak Kepala Seksi itu caranya melayani masyarakat... Negara ini pasti lebih maju...

Note. Sewaktu menunggu dipanggil, kebetulan bertemu dengan mantan Ketua Jurusan sewaktu kuliah, dan bapak itu mengurus hal yang sama dengan saya. Ternyata Bapak itu sudah mengurus sejak akhir September (sedangkan saya November), tetapi belum juga selesai sampai hari itu.. Duhhh... saya pikir2, memang kita harus cukup rajin follow-up untuk urusan-urusan pemerintahan ini.. Haih..haihhhhh......


9 comments:

  1. Kesal melihat begitu banyaknya oknum-oknum pejabat pemerintahan yang tidak dengan sungguh-sungguh melayani rakyat.
    Waktu penerimaan PNS aja berbondong-bondong ikut ujian sungguh-sungguh, setelah lulus malah malas-malasan mengabdi.
    Jalan menuju good government masih jauh.
    Tapi gak boleh putus harapan 'kan bu?
    Posting yang bagus sekali.

    ReplyDelete
  2. padahal PNS bnyk yg gak banyak kerjaan pada ngopi, saya rasa klo mereka mau sedikit meluangkan waktunya buat kerja, kita masyarakat bakal pd seneng...gak kepikiran lg klo berurusan dengan pemerintahan karena pasti luamaaaaa....kadang2 kita jadi berprasangka buruk apa harus di kasih uang rokok dl apa ya

    ReplyDelete
  3. padahal PNS bnyk yg gak banyak kerjaan pada ngopi, saya rasa klo mereka mau sedikit meluangkan waktunya buat kerja, kita masyarakat bakal pd seneng...gak kepikiran lg klo berurusan dengan pemerintahan karena pasti luamaaaaa....kadang2 kita jadi berprasangka buruk apa harus di kasih uang rokok dl apa ya

    ReplyDelete
  4. Mantap Postingannya k..

    Saya juga lagi alami hal yang sama.

    Terima Kasih.

    ReplyDelete
  5. saya baru saja mengurus pajak seperti kasus diatas dan benar di minta menunggu selama 1-2 bulan... bingung juga mengapa hanya untuk membayar kewajiban pajak saja di perlama sementara di amerika atau eropa rakyatnya di paksa untuk membayar.

    ReplyDelete
  6. saya baru saja mengurus pajak seperti kasus diatas dan benar di minta menunggu selama 1-2 bulan... bingung juga mengapa hanya untuk membayar kewajiban pajak saja di perlama sementara di amerika atau eropa rakyatnya di paksa untuk membayar.

    ReplyDelete
  7. Saya ada hal yang sama dan belum menemukan titik terang,... soalnya tempat kerja dan rumah yang dibeli jauh jaraknya. Duuuh .....mau bayar pajak saja susah.

    ReplyDelete
  8. wah, itu info ketika masih di kelola kantor pajak ya, sekarang sudah ke pemda masing masing, semoga semakin baik.

    ReplyDelete